Minggu, 09 Maret 2014

Makalah Ideologi-Tugas dan Tanggung jawab Seniman dan ilmuwan Muslim





Alhamdulillahirabbil’Alamin…..
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas kudrat dan iradah-NYAlah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah ditentukan.
Shalawat dan taslim tak lupa kita haturkan kepada Rasulullah SAW,  sebagai satu-satunya contoh terbaik dalam kehidupan.
Makalah ini membahas mengenai IDEOLOGI dan membahas pula tentang TUGAS & TANGGUNG JAWAB ILMUWAN DAN SENIMAN ISLAM.
Penulis menyadari tentunya dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh dan karenanya kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan kedepannya.
Ucapan terimakasih kepada segenap pihak yang telah membantu kami dalam proses penyusunan makalah ini. Akhir kata semoga dapat bermanfaat.



                                                                                    Makassar  24 April 2013

                                                                                            Kelompok IV



Mabda’ (Ideologi) adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan. Yang dimaksud aqidah adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Mencakup dua bagian yaitu, fikrah dan thariqah.

Namun seiring dengan kemajuan zaman, Pemahaman tentang ideology banyak salah di tafsirkan oleh para intelek-intelek yang bertujuan ingin merubah pemahaman-pemahan orang lain, sehingga terjadilah perbedaan persepsi yang tak sedikit menimbulkan perdebatan.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-cita yang mereka inginkan. Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati dan diresapi menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang,maka akan semakin tinggi komitmennya untuk melaksanakannya.

Allah SWT menulis dengan jelas dalam surah Al- Mudattsir ayat 38.Artinya: “Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya” (Qs. Al-Mudatsir:38).
Dari kontek ayat ini, kita tahu bahwa Allah SWT menciptakan manusia dengan segala potensinya memiliki “tugas” untuk tunduk dan patuh terhadap hukum-hukum Allah SWT dan suatu saat nanti pada saat yang ditentukan oleh Allah semua manusia akan diminta pertanggung jawabannya sebagai bukti bahwa manusia sebagai pengemban amanah Allah SWT.

Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas ideology dan tugas serta tanggung jawab intelektual dan seniman mislim,


1.        Apakah ideology itu ?
2.        Apa sajakah ideology yg ada di dunia ?
3.        Apa tugas dan tanggung-jawab seorang ilmuwan muslim ?
4.        Apa tugas dan tanggung-jawab seorang seniman muslim ?


                                     1.          Menjalankan tugas yang merupakan Kewajiban Mahasiswa
                                     2.          Tugas Kelompok mata kuliah pendidikan agama islam
                                     3.          Bahan Diskusi kelompok

                                       1.        Mengetahui devinisi ideologi
                                       2.        Dapat membedakan 3 (tiga) ideology besar di dunia
                                       3.        Mengetahui tugas dan tanggung-jawab ilmuwan dan seniman muslim.



BAB II

PEMBAHASAN



Ideologi berasal dari bahasa yunani dan merupakan gabungan dari dua kata, yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 (tahun 1796) untuk mendefinisikan sains tentang ide.
secara etimologis adalah mashdar dari kata bada’a-yabda- bad’an wa mabda’an yang berarti permulaan. Secara terminologis berarti pemikiran mendasar yang dibangun diatas pemikiran-pemikiran (cabang ).[dalam Al-Mausu’ah al-Falsafiyah, entry al-Mabda’].
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi(mabda’) adalah pemikiran yang mencakup konsep mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
Dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa memandang sumber dari konsepsi Ideologi, maka Islam adalah agama yang mempunyai kualifikasi sebagai Ideologi dengan padanan dari arti kata Mabda’ dalam konteks bahasa arab.
                                                                                    

Suatu paham dapat disebut ideology apabila memiliki :
*      FiQroh yang merupakan ide dasar dari suatu ideology
*      ThoriQoh yaitu metode atau jalan pelaksanaan dari ide dasar ideology tersebut.


Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada tiga ideologi (mabda’). Yaitu Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam. Untuk saat ini dua mabda pertama, masing-masing diemban oleh satu atau beberapa negara. Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh satu negarapun, melainkan diemban oleh individu-individu dalam masyarakat.
Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan komunisme berasal dari buatan akal manusia, sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara’).
inti pemikiran : perekonomian individu
fisafat : negara tidak boleh mencampuri kegiatan-kegiatan perekonomian, khususnya menyangkut kegiatan perekonomian perseorangan
system pemerintahan : demokrasi.
·         Fiqroh dari kapitalisme adalah sekularisme ,yaitu memahami bahwa ALLAH sebagai pencipta namun dlm pelaksaan kehidupan manusia menjalankan sesuai kehendaknya. dalam arti lain menusia pada hakikatnya adalah baik dan berbudi-pekerti, tanpa harus diadakannya pola-pola pengaturan yang ketat dan bersifat memaksa terhadapnya.,,
·         Thoriqoh dari kapitalisme adalah Liberal, yaitu, segala sesuatu yang ditempuh untuk mencapai fiqroh di lakukan secara bebas sesuai keinginan individu masing-masing, tanpa ada tolok ukur hehalal atau keharamannya.
inti pemikiran: perjuangan kelas dan penghapusan kelas-kelas dimasyarakat, sehingga negara hanya sasaran antara.
system pemerintahan (hanya): otoriter/totaliter/dictator
·         Fiqroh ideology komunis adalah  materialisme, dimana bahwa segala sesuatu berasal dari materi, tak ada yg menciptakan,
·         Thoriqoh ideology ini adalah  sosialisme yaitu kolektifitas (kebersamaan) bahwa masyarakat dan juga negara adalah suatu pola kehidupan bersama. Manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri, dan manusia akan lebih baik serta layak kehidupannya jika ada kerja sama melalui fungsi yang dilaksakan oleh Negara.
·         Fiqroh ideology islam adalah syahadat, yaitu bersaksi bahwa tiada tunah selain ALLAH dan Muhammad rasul ALLAH.
·         Thoriqoh ideology islam adalah AL-Qur’an dan As-Sunnah
Ideology  Islam berSumber pada Wahyu Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Menjadi landasannya. Dasar kepemimpinannya La ilaha illallah (menyatukan antara hukum Allah SWT dengan kehidupan). Kesesuaian dengan fitrah: Islam menetapkan manusia itu lemah. Jadi, segala aturan apapun harus berasal dari Allah SWT lewat wahyu-Nya. Pembuat hukum dan aturan: Allah SWT lewat wahyu-Nya. Akal manusia berfungsi menggali fakta dan memahami hukum dari wahyu. menggali hukum dari Al Qur‟an dan As Sunnah. Tolok ukur: Halal dan haram.


“Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya”
(Qs. Al-Mudatsir:38)
1.      Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Ilmuwan adalah :
·         orang yang ahli
·         orang yang banyak pengetahuan mengetahui suatu ilmu,
·         orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan
·         orang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sungguh.
2.      Menurut Webster Dictionary, Ilmuwan ( Sciantist ) adalah seorang yang  terlibat dalam kegiatan sistematis untuk memperoleh pengetahuan ( ilmu )
3.      Ensiklopedia Islam mengartikan ilmuwan sebagai orang yang ahli dan banyak pengetahuannya dalam suatu atau beberapa bidang ilmu.


1.      Banyak ilmuwan muslim yang tidak memiliki komitmen terhadap agama Islam.
Ilmuwan tersebut menghabiskan hari-harinya dan bahkan hidupnya untuk mempelajari dan mengkaji ilmu yang disenangi, menarik hati dan mungkin pula memperoleh ketenaran serta mendapatkan bnyak uang, tapi tidak berminat atau kurang sekali minatnya untuk mengkaji Islam (Al-Quran dan Sunnah) yang berkaitan dengan ilmu yang digelutinyaOleh karena itu, tidaklah mengherankan ketika mendapati ayat-ayat Al-Quran atau Hadits yang tidak sesuai dengan jalan pikiran atau ilmu yang dikuasai, maka ayat dan hadits tersebut ditolak atau paling tidak diragukan kebenarannya. Sebaliknya, paham atau konsep yang jelas-jelas bertentangan dan tidak dapat dibandingkan dengan Islam seperti feminisme, sekularisme, humanisme, liberalisme, postmodernisme, pluralisme dsb.
2.      Banyak ilmuwan muslim yang berpikir dengan metode/cara berpikir orang barat yang kafir.
            Mereka memisahkan antara agama dan akhirat, antara ilmu dan perilaku, antara ilmu dan etika, antara agama dan ilmu, antara individu dan masyarakat nantara agama dengan sosial atau negara. Hal ini disebabkan karena mereka asal ikut saja terhadap pendapat yang dikatakan oleh pakar dari barat. Akibatnya mereka tidak akan dapat melebihi orang barat. Mereka akan selalu tergantung dengan barat serta pola berpikirnya. Apa-apa yang tidak sesuai dengan cara berpikir orang barat akan dikritik, diragukan atau bahkan ditolak.
3.      Banyak ilmuwan yang tidak paham sejarah barat dan sejarah pemikiran orang-orang besar.
4.      Banyak ilmuwan muslim tidak paham konsep pandangan dunia (worldview), asumsi hakikat                                    manusia maupun nilai-nilai sosial budaya barat
5.      Akhirnya banyak ilmuwan muslim yang tidak peduli apakah ilmu yang digelutinya ini benar/salah, sesuai dengan ajaran Islam/tidak.

Tanggung jawab ilmuwan dalam pengembangan ilmu sekurang-kurangnya berdimensi religious atau etis dan social. Pada intinya, dimensi religious atau etis seorang ilmuwan hendaknya tidak melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika umum dan etika keilmuan yang ditekuninya.

tanggung jawab ilmuwan merupakan ikhtiar mulia sehingga seorang ilmuwan tidak mudah tergoda, apalagi tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu

“ Ilmu Pengetahuan tanpa Agama lumpuh
Agama tanpa Ilmu Pengetahuan Buta “

Oleh karena itu seorang ilmuwan harus mempunyai beberapa syarat,  diantaranya :
1.      Beriman
2.      Menyadari bahwa dirinya makhluk terbatas yang masih ,membutuhkan dzat yg tak terbatas
3.      mengakui tilmuawan lain
4.      Kejujuran ilmuwan, yakni suatu kemauan yang besar, ketertarikan pada perkembangan Ilmu Pengetahuan terbaru dalam rangka profesionalitas keilmuannya.
5.      Peran dan Fungsi Ilmuwan
·         Sebagai intektual, seorang ilmuwan sosial dan tetap mempertahankan dialognya yang kontinyu dengan masyarakat sekitar dan suatu keterlibatan yang intensif dan sensitif.
·         Sebagai ilmuwan, dia akan berusaha memperluas wawasan teoritis dan keterbukaannya kepada kemungkinan dan penemuan baru dalam bidang keahliannya.
·         Sebagai teknikus, dia tetap menjaga keterampilannya memakai instrument yang tersedia dalam disiplin yang dikuasainya. Dua peran terakhir memungkinkan dia menjaga martabat ilmunya, sedangkan peran pertama mengharuskannya untuk turut menjaga martabat.



Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik. Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui.
Seni (art) berasal dari bahasa Latin, ars yang berarti kemahiran. Istilah ini kemudian diformulasikan dalam definisi seni secara etimologis, sebagai suatu kemahiran dalam membuat barang-barang atau mengerjakan sesuatu (Mustofa Ansori, 2006 : 219). Dengan kalimat lain seni merupakan bagian dari budaya manusia, sebagai hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya yang mengekspresikan sebuah keindahan

Apakah keindahan itu merupakan sesuatu yang lahir dari benda itu sendiri (obyek), ataukah hanya lahir dalam alam pikiran atau perasaan orang yang mengamati benda tersebut (subyek). Muncullah dua teori :
·         Teori Obyektif dimana keindahan itu adalah sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada suatu benda indah, yang sama sekali lepas dari siapa yang mengamatinya. Penganut teori ini antara lain, Plato, Hegel, dan Bernard Bosanquet.
·         Teori Subyektif yaitu sifat-sifat indah pada suatu benda sesungguhnya tidak ada. Yang ada hanyalah tanggapan perasaan dari dalam diri si pengamat.

      Secara redaksional, memang tidak akan ditemukan ayat dan sabda nabi yg membicarakan tentang hakekat seni. Namun secara kontekstual terdapat sejumlah ayat yang dapat menjadi petunjuk tentang bagaimana seni itu dipandang dari perspektif Islam.
Berikut ini ayat yang relevan dengan teori subyektif atau teori ekspresi, bahwa keindahan itu berangkat dari perasaan manusia. Allah berfirman dalam surat An Nahl : 5-6.
وَالْأَنْعَامَ خَلَقَهَا ۗ لَكُمْ فِيهَا دِفْءٌ وَمَنَافِعُ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ
وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسْرَحُونَ

Artinya :
 “ Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan. Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan “ ( QS. An Nahl : 5 – 6 )




BAB III

PENUTUP

*      Ideologi (mabda’) adalah pemikiran yang mencakup konsep mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
*      Pada dasarnya di dunia hanya ada tiga ideologi (mabda’). Yaitu Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam.
*      Pada intinya, dimensi religious atau etis seorang ilmuwan hendaknya tidak melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika umum dan etika keilmuan yang ditekuninya. Sedangkan dimensi sosial pengembangan ilmu mewajibkan ilmuwan berlaku jujur, mengakui keterbatasannya bahkan kegagalannya, mengakui temuan orang lain, menjalani prosedur ilmiah tertentu yang sudah disepakati dalam dunia keilmuan atau mengkomunikasikan hal baru dengan para sejawatnya atau kajian pustaka yang sudah ada untuk mendapatkan konfirmasi, menjelaskan hasil-hasil temuannya secara terbuka dan sebenar-benarnya sehingga dapat dimengerti orang lain sebagaimana ia juga memperoleh bahan-bahan dari orang lain guna mendukung teori-teori yang dikembangkannya. Karena tanggung jawab ilmuwan merupakan ikhtiar mulia sehingga seorang ilmuwan tidak mudah tergoda, apalagi tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu.
*      Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik.




Sebagai pembelajar bukan hanya mentransper ilmu tapi juga memiliki moral dan tanggung jawab dalam bersikap maupun bertindak. Supaya pembelajar dapat menjadi contoh bagi pemelajar dengan menunjukkan moral yang baik sesuai ajaran agama dan ideologi,  bertanggung jawab terhadap ilmu yang disampaikan serta  memberi manfaat bagi pemelajar maupun masyarakat,.


                                   ·          Ideology-wikipedia bahasa Indonesia
                                   ·          Thenhyun-tanggung jawab ilmuwan dan seniman Rabu, 02 Januari 2013
                                   ·          http://www.scribd.com/doc/40500420/Makalah-Pendidikan-Agama
                                   ·          http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/29/tugas-dan-tanggung-jawab-ilmuan/

2 komentar:

  1. mau tanya min, makalah ini buku referensinya apa ya ?mohon responnya cepat ya min. terima kasih

    BalasHapus
  2. Mau tanya min, kenapa dikatakan ilmuan islam sedangkan dia tidak mempunyai komitmen dengan islam?

    BalasHapus