Alhamdulillahirabbil’Alamin…..
Puji syukur kita
panjatkan kepada Allah SWT, karena atas kudrat dan iradah-NYAlah sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah ditentukan.
Shalawat dan
taslim tak lupa kita haturkan kepada Rasulullah SAW, sebagai satu-satunya contoh terbaik dalam
kehidupan.
Makalah ini
membahas mengenai IDEOLOGI dan membahas pula tentang TUGAS & TANGGUNG JAWAB
ILMUWAN DAN SENIMAN ISLAM.
Penulis menyadari
tentunya dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh dan
karenanya kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan kedepannya.
Ucapan
terimakasih kepada segenap pihak yang telah membantu kami dalam proses
penyusunan makalah ini. Akhir kata semoga dapat bermanfaat.
Makassar 24 April 2013
Kelompok IV
Mabda’ (Ideologi) adalah suatu aqidah aqliyah
yang melahirkan peraturan. Yang dimaksud aqidah adalah pemikiran yang
menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta tentang apa yang ada
sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada
sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Mencakup dua bagian yaitu,
fikrah dan thariqah.
Namun seiring dengan kemajuan zaman, Pemahaman tentang ideology
banyak salah di tafsirkan oleh para intelek-intelek yang bertujuan ingin
merubah pemahaman-pemahan orang lain, sehingga terjadilah perbedaan persepsi
yang tak sedikit menimbulkan perdebatan.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir
orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju
cita-cita yang mereka inginkan. Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati dan
diresapi menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas
membawa komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran
ideologis seseorang,maka akan semakin tinggi komitmennya untuk melaksanakannya.
Allah SWT menulis dengan jelas dalam surah Al-
Mudattsir ayat 38.Artinya: “Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah
dilakukannya” (Qs. Al-Mudatsir:38).
Dari kontek ayat
ini, kita tahu bahwa Allah SWT menciptakan manusia dengan segala potensinya
memiliki “tugas” untuk tunduk dan patuh terhadap hukum-hukum Allah SWT dan
suatu saat nanti pada saat yang ditentukan oleh Allah semua manusia akan
diminta pertanggung jawabannya sebagai bukti bahwa manusia sebagai pengemban
amanah Allah SWT.
Oleh karena itu,
dalam makalah ini akan dibahas ideology dan tugas serta tanggung jawab
intelektual dan seniman mislim,
1.
Apakah
ideology itu ?
2.
Apa
sajakah ideology yg ada di dunia ?
3.
Apa tugas
dan tanggung-jawab seorang ilmuwan muslim ?
4.
Apa tugas
dan tanggung-jawab seorang seniman muslim ?
1.
Menjalankan
tugas yang merupakan Kewajiban Mahasiswa
2.
Tugas
Kelompok mata kuliah pendidikan agama islam
3.
Bahan
Diskusi kelompok
1.
Mengetahui
devinisi ideologi
2.
Dapat
membedakan 3 (tiga) ideology besar di dunia
3.
Mengetahui
tugas dan tanggung-jawab ilmuwan dan seniman muslim.
BAB II
PEMBAHASAN
Ideologi berasal dari bahasa yunani dan
merupakan gabungan dari dua kata, yaitu edios yang artinya gagasan atau
konsep dan logos yang berarti ilmu. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt
de Tracy pada akhir abad ke-18 (tahun 1796) untuk mendefinisikan sains
tentang ide.
secara
etimologis
adalah mashdar dari kata bada’a-yabda- bad’an wa mabda’an yang berarti
permulaan. Secara terminologis berarti pemikiran mendasar yang dibangun diatas
pemikiran-pemikiran (cabang ).[dalam Al-Mausu’ah al-Falsafiyah, entry
al-Mabda’].
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa
Ideologi(mabda’) adalah pemikiran yang mencakup konsep mendasar tentang
kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut
berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari
pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
Dalam Konteks
definisi ideologi inilah tanpa memandang sumber dari konsepsi Ideologi, maka
Islam adalah agama yang mempunyai kualifikasi sebagai Ideologi dengan padanan
dari arti kata Mabda’ dalam konteks bahasa arab.
Suatu
paham dapat disebut ideology apabila memiliki :
FiQroh
yang merupakan ide dasar dari suatu ideology
ThoriQoh
yaitu metode atau jalan pelaksanaan dari ide dasar ideology tersebut.
Apabila kita
telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada tiga ideologi
(mabda’). Yaitu Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam. Untuk
saat ini dua mabda pertama, masing-masing diemban oleh satu atau beberapa
negara. Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh
satu negarapun, melainkan diemban oleh individu-individu dalam masyarakat.
Sumber
konsepsi ideologi kapitalisme dan komunisme berasal dari buatan akal manusia,
sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara’).
inti
pemikiran : perekonomian individu
fisafat :
negara tidak boleh mencampuri kegiatan-kegiatan perekonomian, khususnya
menyangkut kegiatan perekonomian perseorangan
system
pemerintahan : demokrasi.
·
Fiqroh dari
kapitalisme adalah sekularisme ,yaitu memahami bahwa ALLAH sebagai pencipta
namun dlm pelaksaan kehidupan manusia menjalankan sesuai kehendaknya. dalam
arti lain menusia pada hakikatnya adalah baik dan berbudi-pekerti, tanpa harus
diadakannya pola-pola pengaturan yang ketat dan bersifat memaksa terhadapnya.,,
·
Thoriqoh dari kapitalisme adalah
Liberal, yaitu, segala sesuatu yang ditempuh untuk mencapai fiqroh di lakukan
secara bebas sesuai keinginan individu masing-masing, tanpa ada tolok ukur hehalal
atau keharamannya.
inti
pemikiran: perjuangan kelas dan penghapusan kelas-kelas dimasyarakat, sehingga
negara hanya sasaran antara.
system
pemerintahan (hanya): otoriter/totaliter/dictator
·
Fiqroh ideology komunis
adalah materialisme, dimana bahwa segala
sesuatu berasal dari materi, tak ada yg menciptakan,
·
Thoriqoh ideology ini adalah sosialisme yaitu kolektifitas (kebersamaan) bahwa
masyarakat dan juga negara adalah suatu pola kehidupan bersama. Manusia tidak
bisa hidup sendiri-sendiri, dan manusia akan lebih baik serta layak
kehidupannya jika ada kerja sama melalui fungsi yang dilaksakan oleh Negara.
·
Fiqroh ideology islam adalah syahadat,
yaitu bersaksi bahwa tiada tunah selain ALLAH dan Muhammad rasul ALLAH.
·
Thoriqoh ideology islam adalah
AL-Qur’an dan As-Sunnah
Ideology Islam berSumber pada Wahyu Allah SWT kepada
Rasulullah SAW. Menjadi landasannya. Dasar kepemimpinannya La ilaha illallah
(menyatukan antara hukum Allah SWT dengan kehidupan). Kesesuaian dengan fitrah:
Islam menetapkan manusia itu lemah. Jadi, segala aturan apapun harus berasal
dari Allah SWT lewat wahyu-Nya. Pembuat hukum dan aturan: Allah SWT lewat
wahyu-Nya. Akal manusia berfungsi menggali fakta dan memahami hukum dari wahyu.
menggali hukum dari Al Qur‟an dan As Sunnah. Tolok ukur: Halal dan haram.
“Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya”
(Qs. Al-Mudatsir:38)
1. Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia Ilmuwan adalah :
·
orang yang ahli
·
orang yang banyak pengetahuan
mengetahui suatu ilmu,
·
orang yang berkecimpung dalam ilmu
pengetahuan
·
orang yang bekerja dan mendalami
ilmu pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sungguh.
2.
Menurut Webster Dictionary,
Ilmuwan ( Sciantist ) adalah seorang yang
terlibat dalam kegiatan sistematis untuk memperoleh pengetahuan ( ilmu )
3. Ensiklopedia
Islam mengartikan ilmuwan sebagai orang yang ahli dan banyak pengetahuannya
dalam suatu atau beberapa bidang ilmu.
1.
Banyak ilmuwan muslim yang tidak memiliki
komitmen terhadap agama Islam.
Ilmuwan tersebut
menghabiskan hari-harinya dan bahkan hidupnya untuk mempelajari dan mengkaji
ilmu yang disenangi, menarik hati dan mungkin pula memperoleh ketenaran serta
mendapatkan bnyak uang, tapi tidak berminat atau kurang sekali minatnya untuk
mengkaji Islam (Al-Quran dan Sunnah) yang berkaitan dengan ilmu yang
digelutinyaOleh karena itu, tidaklah mengherankan ketika
mendapati ayat-ayat Al-Quran atau Hadits yang tidak sesuai dengan jalan pikiran
atau ilmu yang dikuasai, maka ayat dan hadits tersebut ditolak atau paling
tidak diragukan kebenarannya. Sebaliknya, paham atau konsep yang jelas-jelas
bertentangan dan tidak dapat dibandingkan dengan Islam seperti feminisme,
sekularisme, humanisme, liberalisme, postmodernisme, pluralisme dsb.
2.
Banyak ilmuwan muslim yang berpikir dengan
metode/cara berpikir orang barat yang kafir.
Mereka memisahkan antara agama dan akhirat, antara ilmu dan perilaku, antara
ilmu dan etika, antara agama dan ilmu, antara individu dan masyarakat nantara
agama dengan sosial atau negara. Hal ini disebabkan karena mereka asal ikut
saja terhadap pendapat yang dikatakan oleh pakar dari barat. Akibatnya mereka
tidak akan dapat melebihi orang barat. Mereka akan selalu tergantung dengan
barat serta pola berpikirnya. Apa-apa yang tidak sesuai dengan cara berpikir
orang barat akan dikritik, diragukan atau bahkan ditolak.
3.
Banyak
ilmuwan yang tidak paham sejarah barat dan sejarah pemikiran orang-orang besar.
4.
Banyak
ilmuwan muslim tidak paham konsep pandangan dunia (worldview), asumsi
hakikat
manusia
maupun nilai-nilai sosial budaya barat
5.
Akhirnya
banyak ilmuwan muslim yang tidak peduli apakah ilmu yang digelutinya ini
benar/salah, sesuai dengan ajaran Islam/tidak.
Tanggung jawab ilmuwan dalam pengembangan ilmu sekurang-kurangnya
berdimensi religious atau etis dan social. Pada intinya, dimensi religious atau
etis seorang ilmuwan hendaknya tidak melanggar kepatutan yang dituntut darinya
berdasarkan etika umum dan etika keilmuan yang ditekuninya.
tanggung jawab
ilmuwan merupakan ikhtiar mulia sehingga seorang ilmuwan tidak mudah tergoda,
apalagi tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu
“ Ilmu Pengetahuan tanpa Agama lumpuh
Agama tanpa Ilmu Pengetahuan Buta “
Oleh karena itu seorang ilmuwan harus mempunyai
beberapa syarat, diantaranya :
1.
Beriman
2.
Menyadari bahwa dirinya makhluk terbatas yang
masih ,membutuhkan dzat yg tak terbatas
3.
mengakui tilmuawan lain
4.
Kejujuran ilmuwan, yakni suatu kemauan yang
besar, ketertarikan pada perkembangan Ilmu Pengetahuan terbaru dalam rangka
profesionalitas keilmuannya.
5.
Peran dan Fungsi Ilmuwan
·
Sebagai intektual, seorang ilmuwan sosial dan
tetap mempertahankan dialognya yang kontinyu dengan masyarakat sekitar dan
suatu keterlibatan yang intensif dan sensitif.
·
Sebagai ilmuwan, dia akan berusaha memperluas
wawasan teoritis dan keterbukaannya kepada kemungkinan dan penemuan baru dalam
bidang keahliannya.
·
Sebagai teknikus, dia tetap menjaga
keterampilannya memakai instrument yang tersedia dalam disiplin yang
dikuasainya. Dua peran terakhir memungkinkan dia menjaga martabat ilmunya,
sedangkan peran pertama mengharuskannya untuk turut menjaga martabat.
Seniman adalah istilah subyektif yang
merujuk kepada seseorang yang kreatif,
atau inovatif,
atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling kerap adalah untuk
menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni,
seperti lukisan,
patung,
seni peran,
seni tari,
sastra,
film
dan musik.
Seniman menggunakan imajinasi dan
bakatnya untuk menciptakan karya dengan nilai estetik.
Ahli sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan seniman sebagai seseorang
yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui.
Seni (art) berasal dari bahasa Latin, ars
yang berarti kemahiran. Istilah ini kemudian diformulasikan dalam definisi seni
secara etimologis, sebagai suatu kemahiran dalam membuat barang-barang atau
mengerjakan sesuatu (Mustofa Ansori, 2006 : 219). Dengan kalimat lain seni
merupakan bagian dari budaya manusia, sebagai hasil ungkapan akal dan budi
manusia dengan segala prosesnya yang mengekspresikan sebuah keindahan
Apakah
keindahan itu merupakan sesuatu yang lahir dari benda itu sendiri (obyek),
ataukah hanya lahir dalam alam pikiran atau perasaan orang yang mengamati benda
tersebut (subyek). Muncullah dua teori :
·
Teori Obyektif dimana keindahan itu adalah
sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada suatu benda indah, yang sama
sekali lepas dari siapa yang mengamatinya. Penganut teori ini antara lain,
Plato, Hegel, dan Bernard Bosanquet.
·
Teori Subyektif yaitu sifat-sifat indah pada
suatu benda sesungguhnya tidak ada. Yang ada hanyalah tanggapan perasaan dari
dalam diri si pengamat.
Secara
redaksional, memang tidak akan ditemukan ayat dan sabda nabi yg membicarakan tentang
hakekat seni. Namun secara kontekstual terdapat sejumlah ayat yang dapat
menjadi petunjuk tentang bagaimana seni itu dipandang dari perspektif Islam.
Berikut ini ayat yang relevan dengan teori
subyektif atau teori ekspresi, bahwa keindahan itu berangkat dari perasaan
manusia. Allah berfirman dalam surat An Nahl : 5-6.
وَالْأَنْعَامَ خَلَقَهَا ۗ لَكُمْ فِيهَا
دِفْءٌ وَمَنَافِعُ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ
وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ
تَسْرَحُونَ
Artinya :
“ Dan
Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang
menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan. Dan
kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke
kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan “ ( QS. An
Nahl : 5 – 6 )
BAB III
PENUTUP
Ideologi
(mabda’) adalah pemikiran yang mencakup konsep mendasar tentang kehidupan dan
memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta,
metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari
pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
Pada
dasarnya di dunia hanya ada tiga ideologi (mabda’). Yaitu Kapitalisme,
Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam.
Pada intinya, dimensi religious atau etis seorang ilmuwan hendaknya
tidak melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika umum dan
etika keilmuan yang ditekuninya. Sedangkan dimensi sosial pengembangan ilmu
mewajibkan ilmuwan berlaku jujur, mengakui keterbatasannya bahkan kegagalannya,
mengakui temuan orang lain, menjalani prosedur ilmiah tertentu yang sudah
disepakati dalam dunia keilmuan atau mengkomunikasikan hal baru dengan para
sejawatnya atau kajian pustaka yang sudah ada untuk mendapatkan konfirmasi,
menjelaskan hasil-hasil temuannya secara terbuka dan sebenar-benarnya sehingga
dapat dimengerti orang lain sebagaimana ia juga memperoleh bahan-bahan dari
orang lain guna mendukung teori-teori yang dikembangkannya. Karena tanggung
jawab ilmuwan merupakan ikhtiar mulia sehingga seorang ilmuwan tidak mudah
tergoda, apalagi tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu.
Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif,
atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan yang paling
kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan karya seni, seperti lukisan, patung, seni
peran, seni tari, sastra, film dan musik.
Sebagai pembelajar bukan hanya mentransper ilmu tapi
juga memiliki moral dan tanggung jawab dalam bersikap maupun bertindak. Supaya
pembelajar dapat menjadi contoh bagi pemelajar dengan menunjukkan moral yang
baik sesuai ajaran agama dan ideologi, bertanggung jawab terhadap ilmu
yang disampaikan serta memberi manfaat bagi pemelajar maupun masyarakat,.
·
Ideology-wikipedia
bahasa Indonesia
·
Thenhyun-tanggung
jawab ilmuwan dan seniman Rabu, 02 Januari 2013